Dulu Bintang Persija dan Kapten Timnas U-23, Begini Perjalanan Berat Egi Melgiansyah Sekarang

Masih Ingat Egi Melgiansyah? Bintang Persija Jakarta Sekaligus Kapten Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2011, Kini Jalani Tugas Berat

Egi Melgiansyah, pernah menjadi salah satu gelandang andalan Persija Jakarta sekaligus kapten Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2011, kini menghadapi babak baru dalam hidupnya setelah gantung sepatu. Kariernya yang cemerlang di lapangan hijau kini diselingi tanggung jawab besar di luar rumput.

Jejak Karier Gemilang

Lahir di Bogor pada 4 September 1990, Egi memulai karier junior di SSB Pelita Bakrie, ASIOP, hingga Persita Tangerang.
Debut profesionalnya dimulai bersama Pelita Jaya, dan di sana ia berkembang menjadi pilar tim.
Pada puncak kariernya, Egi bermain untuk Persija Jakarta, Arema, Borneo FC, dan Persita Tangerang.
Di ajang internasional, dia juga pernah memimpin Timnas U-23 di SEA Games.

Titik Balik: Kesetiaan dan Tantangan

Meskipun sempat dirumorkan pindah klub berkali-kali, Egi memilih Persija karena alasan keluarga.
Sayangnya, meskipun pernah menjabat kapten Timnas U-23, ia tak pernah benar-benar menembus skuad timnas senior.

Pensiun dan Tugas Baru

Pada akhir musim 2024, Egi memutuskan pensiun di usia 34 tahun saat membela Adhyaksa Farmel.
Tak lama setelah itu, ia banting setir ke dunia kepelatihan. Egi meraih lisensi B Diploma dari PSSI dan AFC.
Kariernya sebagai pelatih dimulai di Slawi United, tim Liga 4. Namun, posisinya digantikan tak lama kemudian oleh pelatih lain.
Kini, Egi dipercayakan menangani akademi Adhyaksa FC Banten (dulunya Farmel FC) untuk membina talenta muda.

Beban Berat Dibalik Karier

Transisi dari pemain ke pelatih bukanlah hal mudah. Egi harus menghadapi tantangan baru seperti mengatur generasi muda, menyampaikan pengalaman, dan membangun tim dari dasar. Media menyebut ini sebagai “tugas berat” yang harus dijalani legenda Persija sekaligus kapten Garuda muda.
Di samping itu, kerinduan publik akan kejayaan masa lalu membuat peran Egi sebagai pelatih menjadi sorotan: apakah dia bisa mencetak pemain berbakat atau sekadar simbol nostalgia?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *